Materi Ilmu

Friday 17 February 2017

Beberapa Pandangan Pemikir Barat Tentang Al-Quran

Artikel di bawah ini mengenai pendapat dari beberapa pemikir dari orang-orang Barat tentang Al-Quran yang menjadi pegangan umat Islam:

1. Dr. Gerouny, Perancis
“Siapapun yang berkecimpung atau terlibat dengan ilmu pengetahuan, kemudian membandingkan ayat-ayat Al-Quran dengan itu, sebagaimana yang telah saya lakukan, maka tak diragukan lagi mereka akan mempercayai kebenaran Islam. Tentu saja, ini hanya berlaku bagi orang-orang yang berakal sehat dan tak menderita penyakit hati (ruhani).”

2. Emest Renan, Perancis
“Saya memiliki perpustakaan pribadi. Di perpustakaan itu terdapat beribu-ribu jilid buku tentang pollitik, sosial, kesusasteraan dan lain-lain. Semua buku itu telah saya baca, tetapi tidak lebih satu kali. Alangkah banyaknya buku-buku yang menjadi penghias perpustakaan saya saja! Akan tetapi, ada satu buku yang menjdai sahabat saya, dan ketika saya merasa lelah dan hanya ingin mengungkap pintu-pintu makna dan kesempurnaannya, maka sayapun pergi untuk membacanya dan menelaahnya. Sungguh, sama sekali tiada terasa lelah sedikitpun yang saya rasakan untuk lebih mempelajarinya lebih banyak lagi. Buku itu adalah Al-Quran, kitab suci umat Islam yang turun dari langit.

3. G. Laboum, orientalis dan pemikir berkebangsaan Perancis
“Di awal kata pengantarnya tentang Al-Quran, ia menulis “Al-Quran akan tetap hidup, siapapun orangnya di muka bumi ini, dengan kapasitas ilmu dan kemampuannya, dapat mengambil manfaat dari Al-Quran.

4. A. Leboume, Perancis
“Dalam buku Tafsil Al-Ayat, dia memaparkan,” ilmu yang dimiliki warga dunia berasal dari orang-orang Islam. Kaum Muslimin memperolehnya dari Al-Quran yanng merupakan lautan ilmu, yang kemudian mengalirkannya ke sungai-sungai untuk dimanfaatkan oleh umat manusia di dunia ini.”

5. Rhodwell, penulis Perancis
“Eropa janganlah lupa, bahwa Al-Quran telah berjasa bagimu, karena Al-Quranlah yang menyebabkan terbitnya ilmu-ilmu di benua eropa.

6. Wallace, penukis besar Inggris
“Semua agama yang berada di setiap zaman yang tidak sejalan dengan peradaban, akan melawan peradaban itu. Oleh karena itu, agama yang tidak berjalan seiring dengan peradaban, pengikut-pengikutnya akan dikatakan salah atau bathil, yang akan membawa mereka pada kerusakan. Sementara, agama yang benar akan selalu berjalan searah dengan peradaban, dan agama itu adalah Islam. Siapa pun yang ingin memahami makna agama ini, silakan merujuk apada Al-Quran yang di dalamnya terkandung ilmu, undang-undang, dan system kemasyarakatan. Al-Quran adalah kitab, buku ilmu kemasyarakatan, buku akhlak, kiblat sejarah, dan seterusnya. Dan apabila ada seorang yang menyuruh saya untuk menafsirkan agama Islam, maka akan saya katakan bahwa Islam adalah peradaban sejati umat manusia.

7. L. Cobald, asal Inggris
“Sungguh, Al-Quran adalah sebuah keindahan yang mempesona, tak ada bahasa yang dapat mengungkapkannya, dan tiada kalam yang dapat menuliskannya. Keindahan, daya tariknya, kelezatan, dan keteraturan yang baik dan pengaruh semua itu tak dimiliki oleh kitab manapun. Kitab ini tak akan menjadi kuno karena banyak dibaca. Kata-katanya memiliki ukuran yang tepat. Meski demikian tak ditemukan di dalamnya kriteria sajak. Al-Quran lebih manis dari syair. Semua keistimewaan ini hanya dimiliki Al-Quran.

8. Goethe, penyair dan penulis besar berkebangsaan Jerman
“Al-Quran membangun pengaruhnya, yaitu pada awalnya pembaca akan merasa enggan terhadapnya disebabkan bahasanya yang berat, kemudian dia akan terpikat oleh daya tariknya sehingga akhirnya tanpa disengaja dia terikat oleh keindahannya yang tak terbatas.

9. P.Z. Burguis, ahli sejarah asal Italia
“Apabila umat Islam tak mau lagi membaca dan mengikuti Al-Quran, juga enggan melaksanakan hukum-hukumnya, maka kekuatan untuk menggapai kebahagiaan dan malaikat yang mendampingi akan menjauhi mereka, karena ketidakpedulian itu. Sebagai akibatnya, mereka akan kehilangan kehormatan, kemuliaan, dan keagungannya. Dan ketertindasan dan perbudakanlah sebagai gantinya. Pada saat inilah musuh-musuh akan berdatangan untuk menguasai mereka. Musuh-musuh itu seperti kuman yang berada ditengah-tengah mereka, dan yang telah membuat mereka terbelenggu seperti sekarang ini. Benar, segala kepahitan dan kesengsaraan yang dialami umat Islam sekarang ini dikarenakan dulunya mereka tak melaksanakan hukum-hukum Al-Quran. Dan akibat itu sama sekali tidak menimpa Isalm (Al-Quran). Oleh karena itu, sebenarnya kesalahan apakah yang dapat ditimpakan kepada agama yang suci ini?

“Dalam sebuah makalah yang berjudul Kemajuan Tercepat Ajaran-ajaran Islam, ia menulis antara lain: “kita mendapatkan dalam Al-Quran kesimpulan-kesimpulan ilmu pengetahuan yangn berada di luar batas kemampuan dan kapasitas manusia, meski dia manusia yang paling cerdas, filosof yang paling besar, dan politikus yang opaling kuat.
Sumber: http://indahtari.wordpress.com/

Tuesday 31 January 2017

Inilah Bukti Anak Indonesia Dididik Bodoh Sejak Kecil

Bangsa Indonesia tidak dapat bersaing dengan bangsa lain dalam berbagai bidang karena sejak dini mereka telah dididik dengan salah dan hal ini dikuatkan dengan adanya bukti anak Indonesia dididik bodoh sejak kecil dan hingga saat ini masih berlangsung. Benarkah itu? Apa saja bukti-bukti tersebut?

Mengapa anak perlu dididik? setiap manusia memerlukan pendidikan dalam hidupnya baik secara formal maupun non formal, bukan hanya anak-anak saja yang perlu dididik tetapi orang dewasa pun ternyata juga masih perlu dididik untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Ada beberapa alasan mengapa seorang anak harus dididik sejak dini yaitu:

1. Menurut pandangan umum
Menurut pandangan umum ada beberapa alasan yang mewajibkan seorang anak harus dididik yaitu:
  • Agar dapat mencapai kedewasaan yaitu kemandirian dan dapat bertanggung jawab atas semua pertbuatannya.
  • Agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berguna bagi orang lain.
  • Agar dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah sehingga mampu memilih perbuatan mana yang harus dipilihnya karena semua itu ada konsekuensinya.
  • Agar dapat memiliki rasa kepekaan terhadap lingkungan di sekitarnya sehingga memiliki rasa kepedulian yang tinggi dengan lingkungannya.
2. Menurut pandangan agama
Menurut pandangan agama ada beberapa alasan seorang anak harus dididik sejak dini yaitu:
  • Agar anak mengenal siapa Tuhannya.
  • Agar tidak melakukan perbuatan dosa yang dapat mengakibatkan kerusakan total baik secara psikis, fisik maupun spiritual.
  • Agar tumbuh menjadi manusia yang tidak melakukan perbuatan yang tidak benar atau salah menurut agamanya.
  • Agar tumbuh menjadi manusia yang selalu berjalan menurut jalan yang telah dibenarkan oleh agamanya.
Itulah mengapa seorang anak perlu dididik sejak usia dini. Namun kesalahan dalam mendidik anak dapat berakibat fatal hingga dia dewasa kelak, hal ini terjadi pada anak Indonesia yang dididik menjadi bodoh sejak kecil sehingga tidak heran jika sampai saat ini tidak ada satupun orang Indonesia yang mampu menjadi seorang yang dikenal dunia karena prestasinya dan bahkan tak ada satupun ilmuwan dunia yang berasal dari negara ini. 


Benarkah itu? Berikut adalah beberapa bukti yang membenarkan bahwa anak Indonesia telah dididik untuk bodoh sejak kecil:

1. Pengenalan lagu anak-anak yang salah
Sejak kecil anak Indonesia sudah dikenalkan dengan lagu anak-anak yang sangat bervariatif, tetapi tahukah anda ternyata lagu-lagu tersebut banyak yang mengandung nilai-nilai yang salah sehingga hal ini dapat berpengaruh pada pola pikir anak selanjutnya. Salah satu contohnya adalah lagu balonku, didalam lagu ini dinyanyikan terdapat 5 warna balon yaitu merah. kuning, kelabu, merah muda, dan biru, namun dibait selanjutnya disebutkan balon yang meletus adalah balon warna hijau padahal warna itu tidak ada dalam bait pertama tadi. Sungguh aneh kan?

2. Tradisi peloncoan MOS
Bukti anak Indonesia dididik bodoh dari kecil selanjutnya adalah adanya tradisi peloncoan MOS. Tradisi ini sudah sejak lama mengakar di negeri ini dan merupakan tradisi pembodohan. Mengapa demikian? dalam tradisi ini banyak mengandung nilai-nilai negatif yang dapat mempengaruhi pola pikir anak, diantaranya adalah:
  • Menanamkan rasa takut pada penguasa.
  • Menamkan rasa ketaatan dan kepatuhan terhadap perintah meskipun perintah itu salah.
  • Tidak adanya nilai demokrasi yang dapat menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
Jika dibandingkan dengan tradisi MOS dinegara barat maka sangat jauh berbeda, dinegara tersebut semua anak didik untuk menjadi jiwa yang mandiri, mampu bekerja sama dengan tim, mampu berbicara didepan umum, dan dapat melakukan riset secara mandiri maupun kelompok yaitu dengan memberikan projek kerja selama MOS tanpa adanya peloncoan.

Itulah beberapa bukti anak Indonesia dididik bodoh sejak kecil maka tak heran jika bangsa Indonesia tidak mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia.
(sumber: Kumpulan Misteri)
© Copyright 2019 ridhatillah.com | All Right Reserved